Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter
Sastra anak adalah sastra yang dapat dipahami anak secara khusus dan berisi informasi tentang dunia yang dikenal anak, khususnya anak-anak yang berusia antara 6 sampai 13 tahun. Seperti halnya genre karya sastra Pada umumnya sastra anak juga memiliki fungsi pendidikan, hiburan, pembentukan kepribadian bagi anak, dan orientasi kecerdasan emosional bagi anak. Di sekolah dasar, pengajaran sastra anak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempersepsikan karya sastra. Kenikmatan sastra melibatkan melatih emosi, penalaran, imajinasi dan kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan. Mengalami keterampilan literasi di sekolah dasar berlangsung dalam berbagai bentuk dan bentuk melalui kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Literasi anak sekolah dasar perlu diperhatikan secara serius agar pengetahuan dan keterampilan sastra yang baik dapat ditanamkan sedini mungkin.
Pendidikan karakter
Pendidikan Karakter adalah suatu sistem penanam nilai-nilai karakter kepada warga sekolah (warga masyarakat) yang mencakupi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame, lingkungan, maupun kebangsaaan; sehingga menjadi manusia insane kamil. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengajarkan cara berpikir dan berperilaku untuk membantu individu dalam hidup dan bekerja sama sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan negara. Ranah pendidikan karakter juga mengantarkan peserta 201 didik untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan karakter mengarahkan atau mengajari peserta didik berpikir cerdas, bertanggungjawab, dan santun.
Sastra dan pendidikan karakter
Berbicara sastra dan pendidikan karakter merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut penulis merupakan kata majemuk, yakni antara sastra dan pendidikan karakter itu menyatu. Ibarat api dengan panasnya, ibarat air dengan basahnya, dan ibarat kapas dengan kainnya. Mengapa? Karena sastra membicarakan berbagai nilai yang terkait dengan hidup dan kehidupan manusia di bumi yang sekarang dipijak maupun bumi yang kelak akan dipijak (setelah kematian, karena kematian merupakan pintu untuk memasuki atau menapaki bumi lain). Bahkan hal-hal yang tidak dibahas dalam disiplin ilmu lain, dikupas di sastra.
Sastra sebagai Media Pembentukan Karakter
Karya sastra dapat berfungsi sebagai media katarsis. Aristoteles seorang filsuf dan ahli sastra menyatakan salah satu fungsi sastra adalah sebagai media katarsis atau pembersih jiwa bagi penulis maupun pembacanya. Bagi pembaca, setelah membaca karya sastra perasaan dan pikiran terasa terbuka, karena telah mendapatkan hiburan dan ilmu (tontonan dan tuntunan).
Karya sastra yang dipilih sebagai bahan ajar adalah karya sastra yang berkualitas, yakni karya sastra yang baik secara estetis dan etis. Maksudnya, karya sastra yang baik dalam konstruksi struktur sastranya dan mengandung nilai-nilai yang dapat membimbing peserta didik menjadi manusia yang baik.
Referensi :
"Jurnal Penelitian Pendidikan" media informasi, bernama "Warta Penelitian Pendidikan" pada tanggal 20-10-1980 berganti nama "Mimbar Pendidikan". sejak 2001 berganti menjadi "Jurnal Penelitian Pendidikan"
https://eprints.umk.ac.id/384/1/PROSIDING_SEMINAR_NASIONAL_PENDIDIKAN_(PENDIDIKAN_UNTUK_KEJ.205-214.pdf
so cool
BalasHapusAlhamdulillah jazakillahu khoiro khus khus wwkwkwk
HapusSemangattttt
BalasHapusyashhhhhh
HapusBermanfaat banget! Terima kasih! ^^
BalasHapusaaa sama-sama, makasiii jugaaa yaa
Hapus